| Infomasi Bisnis | Video Tutorial | Tips Bisnis | Bedah Peluang Usaha |

edoms

Adsense

Anda Harus Berhenti Berinvestasi Sekarang !!

investasi
PELAKU UKM. Berinvestasi itu bertujuan untuk memperoleh jaminan di masa depan. Baik berupa aset barang, uang, maupun aset lainnya. Tapi apakah melakukan investasi ada masa berhentinya? Berhenti berinvestasi? Ya. Apapun yang dilakukan  dalam hidup ini ada saat memulai, dan ada juga saatnya anda harus berhenti. Investasi juga tidak terkecuali. Suatu saat Anda harus memutuskan untuk berhenti. Ada periode di mana Anda harus berinvstasi, lalu periode di mana Anda menikmati hasilnya, yakni ketika masa tua atau masa tidak produktif lagi.

Tapi, kenyataannya masih banyak orang-orang yang bahkan belum sama sekali memulai untuk berinvestasi. Ada juga yang sudah berinvestasi, lalu tidak lama kemudian berhenti. Kemudian tidak sedikit pula yang terus-terusan melakukan investasi tapi sama sekali belum pernah menikmati hasilnya. Semua itu pastinya tidak benar, karena investasi merupaka kegiatan yang seharusnya mempunyai tujuan. Jika tujuan tersebut tercapai, maka kegiatan mestinya berhenti lalu kemudian beralih pada tujuan selanjutnya. Maka, sebelum kita berinvestasi, maka kita harus terlebih dahulu menentukan tujuan melakukan investasi.

Ada yang ingin asetnya tambah banyak, ada yang ingin memiliki rumah dan mobil. Pendeknya, keinginan-keinginan itu yang akhirnya menjadi tujuan seseorang berinvestasi. Tujuan bisa dibedakan menjadi tujuan jangka pendek, mengah, dan panjang.

Masalahnya, tidak sedikit kalangan yang tidak mempedulikan jangka waktu investasi ketika menempatkan dananya dalam suatu instrumen investasi. Yang dicari hanya imbal hasil yang besar dalam kurun waktu yang sesingkatnya. Ini bukan saja keliru, api juga membahayakan si pelaku investasi, karena sering kali pemilik dana berubah menjadi spekulatif. Mencari instrumen investasi beresiko tinggi. Tidak sesuai dengan karakteristik pemilik dana dan atau menempatkan dana pada instrumen investasi yang tidak dipahami. Alhasil, bukannya memperoleh hasil yang besar malah kehilangan dana dengan cepat, karena investasi yang dipilih gagal. Penting diperhatikan dan dilakukan, sebelum melakukan investasi, maka menentukan tujuan investasi dan jangka waktu investasi merupakan hal yang tidak bisa ditawar.

Tujuan Investasi

Setidaknya ada 3 hal besar yang harus dijawab untuk mengkategorikan tujuan berinvestasi, yakni apakah hasil investasi diperlukan untuk menambah pendapatan bulanan, atau hasil investasi ingin dikumpulkan sehingga bisa membeli suatu aset baru, atau hasil investasi ingin diinvestasikan kembali, seperti peternakan uang?

Jiki hasil investasi dibutuhkan untuk menambah hasil pendapatan bulanan, berarti dana yang diinvestasikan tidak akan mengalamai penambahan nilai. Tujuan investasi adalah meminta dana yang Anda miliki "bekerja" sehingga memberikan pendapatan tambahan untuk membiayai kegiatan Anda sehari-hari. Tujuan seperti ini tentu sulit untuk memberikan imbal hasil investasi yang besar, karena tujuannya adalah kelanggengan hasil investasi. Dan untuk bisa langgeng, mestinya resiko dari kegiatan investasi tersebut harus rendah. Investasi yang dilakukan tidak boleh mengalami kecelakaan. Sayangnya, pada prakteknya, pilihan investasi dengan tujuan seperti ini tidak membuat pemilik dana bertambah kaya, karena hasil investasi akan habis dinikmati, sementara pokok invesatasi tidak bertambah, malah berkurang karena tergerus inflasi.

Bagaimana jika tujuan investasi anda adalah agar suatu ketika memiliki dana cukup untuk membeli aset baru? Katakan, Anda ingin membeli rumah yang lebh besar. Jika tujuannya seperti ini, maka yang menjadi faktor penentu adalah kapan keinginan tersebut ingin dicapai. Dalam kurun watu berapa lama Anda ingin mendapatkan hasil yang cukup untuk membeli rumah baru. Kemudian harus jelas juga apakah dana yang dibutuhkan itu hanya dari hasil investasi atau pokk ditambah hasilnya. Jika hanya dari hasilnya, tentu jangka waktu yang dibutuhkan akan lebih lama jika dibandingkan dengan pokok plus imbal hasilnya.

Lebih dari itu, jika hanya mengharapkan imbal hasil investasi untuk membeli aset baru, relatif kurang masuk akal karena imbal hasil lazimnya adalah setara dengan bunga pinjaman bank, jika aset yang dibeli menggunakan pinjaman bank. Dengan kata lain, hasil investasi hanyalah untuk membiayai pinjaman bank, sedangkan pinjaman itu sendiri akan dilunasi pada saat jatuh tempo dengan menggunakan pokok investasi. Kesimpulannya, investasi yang bertujuan untuk bisa membeli aset baru, sangat ditentukan oleh jangka waktu investasi itu sendiri.

Yang paling baik sesungguhnya adalah ketika investasi merupakan cara untuk menyiapkan kebutuhan finansial ketika memasuki usia tidak produktif. Invstasi dilakukan sedini mungkin, lalu imbal hasil secara terus-menerus ditambahkan ke dalam pokok investasi dan kemudian diinvestasikan kembali. Investasi seperti ini disebut dengan investasi untuk persiapan hari tua.

Konsumtif

Lalu bagaimana dengan harapan terhadap imbal hasil investasi tersebut? Hanya ada 2 jenis imbal hasil yang relevan, yakni, imbal hasil rendah dengan resiko rendah, dan atau ibal hasil moderat dengan resiko sedang. Jika usia Anda saat memulai investasi masih cukup muda, maka Anda boleh memilih instrumen investasi dengan resiko moderat. dalam konteks ini, yang diharapkan adalah imbal hasil yang lebih besar. Namun jika usia Anda memasuki usia "matang", sebaiknya memilih investasi dengan resiko rendah. Sebab yang diharapkan adalah kepastian akan imbal hasil, buka besarnya imbal hasil.

Jika investasi hanya untuk sekedar menambah penghasilan bulanan, sebaiknya hentikan investasi seperti itu. Kenapa? Karena hasil investasi yang Anda peroleh mata-mata akan dipergunakan untuk konsumsi, yang pada gilirannya akan mengubah gaya hidup Anda. Anda akan berupaya mendapatkan imbal hasil yang lebih besar ntuk memenuhi kebutuhan konsumtif Anda. Ujung-ujungnya, Anda bisa terjebak pada investasi spekulatif yang bukannya memberikan imbal hasil, tapi malah menghilangkan dana investasi Anda.

Jika tujuan investasi Anda seperti itu, sebaiknya berhenti berinvestasi. Kecuali Anda mengubah tujuan investasi Anda. Tapi jika investasi yang Anda lakukan memang bertujuan untuk meningkatkan aset dan apalagi bertujuan agar uang Anda bekerja sepanjang masa sehingga bisa dinikmati ketika Anda memasuki usia tidak produktif, maka itu disebut sebagai investasi sejati dan boleh Anda teruskan.

Semoga bermanfaat. Amin...



0 komentar:

Post a Comment