PELAKU UKM. Sekarang ini siapa yang tidak mengenal distro? Sebuah tempat yang menjual berbagai perlengkapan fashion yang sudah sangat dekat dengan berbagai lapisan masyarakat. Keberadaannya sekarang ini sudah menyebar hampir di semua pelosok negeri, dari kota-kota besar meluas hingga ke daerah-daerah.
Ada beberapa fakta penting yang menjadi daya tarik bisnis ini adalah bahwa bisnis ini merupakan salah satu sektor bisnis yang bertahan menghadapi masa krisis ekonomi dunia, juga cenderung memiliki fluktuasi ekonomi yang relatif stabil dibanding dengan sektor bisnis lainnya yang lebih bersifat musiman sehingga lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi.
Masyarakat mulai mengenal keberadaan distro ketika memasuki tahun 2000-an, ketika booming tren musik lewat MTV kala itu, di mana host acara serta bintang tamu yang ditampilkan banyak yang menggunakan busana kreasi lokal. Inilah titik awal distro kemudian menjadi semacam ikon fashion, bahkan hingga saat ini.
Sejarah Distro
Sejauh penelusuran akan asal mula distro, Bandung tidak bisa dipungkiri merupakan sebuah pendobrak sebuah ide mengenai bisnis yang sekarang ini menjadi sebuah tren di seluruh negeri.
Distro ini pada awalnya lahir dari kejenuhan dari beberapa komunitas anak muda yang umumnya berasal dari komunitas musik serta pecinta motor tua pada awal 90-an yang kesulitan untuk mendapatkan berbagai merchandise yang berkaitan dengan minat mereka, yakni musik juga motor. Ini dikarenakan memang saat itu tren fashion musik serta aksesoris motor memang bukan sebuah sektor yang menarik dari segi ekonomi untuk sekedar dilirik menjadi sebuah bisnis secara serius. Kondisi ini kemudian mendorong segelintir orang dari komunitas ini memutuskan untuk memproduksi sendiri merchandise mereka sendiri dengan modal seadanya, bahan seadanya, namun dengan konsep yang mereka inginkan.
Merchandise "seadanya" ini ternyata diterima baik oleh komunitas, dan permintaan akan merchandise ini mulai berdatangan. Seiring berjalannya waktu, tempat-tempat nongkrong komunitas-komunitas ini kemudian berubah menjadi semacam base camp komunitas, di mana segala aktifitas komunitas digelar di tempat tersebut, termasuk jual-beli merchandise. Inilah awal mula terbentuknya distro. Sebuah tempat yang menjadi lokasi berkumpul komunitas berinteraksi antar sesama komunitasnya. Orang-orang yang merasa mempunyai minat serta ketertarikan yang sama bisa dengan bebas berinteraksi di tempat ini. Merchandise yang dipajang juga biasanya merupakan barang titipan yang dijual secara konsinyasi.
Posisi distro hanya sebagai penjual, dan komunitas merupakan produsen sekaligus konsumen. Konsep ini yang kemudian dikenal sebagai distro, yang berasal dari kata Distribution Store, karena hanya mendistribusikan merchandise komunitas saja. Ada juga yang mengatakan distro berasal dari kata Indie Store, karena hanya menjual barang-barang yang diproduksi secara indie.
Salah Persepsi
Sejauh masyarakat mengenal istilah distro, ternyata sejauh itu pula masyarakat telah salah mengartikan distro dengan menyamakannya dengan clothing. Masyarakat cenderung mengartikan distro dan clothing merupakan bisnis yang sama, padahal secara konsep sudah sangat jauh berbeda.
Clothing, mirip dengan distro, namun ada perbedaan fundamental pada clothing. Jika distro umumnya memiliki konsep sebagai tempat nongkrong komunitas, dan jual beli hanya merupakan bentuk "iseng" dari kegiatan nongkrong tersebut. Berbeda dengan distro, clothing memang murni jual-beli, dimana produk yang dijual merupakan hasil produksi sendiri dengan skala produksi masal.
Melihat perbedaan itu tentunya terlihat bagaimana clothing yang murni fashion, dengan distro yang lebih ke merchandise komunitas yang umumnya limited production karena keterbatasan modal.
Anti Krisis
Konsep distro kian berkembang dari waktu ke waktu. Dari yang awalnya hanya dari komunitas musik dan otomotif meluas ke berbagai komunitas lainnya seperti skateboard, surfing, pecinta alam, hingga komunitas agama, dll.
Sebagai bisnis yang berbasis komunitas, distro mempunyai keunikan tersendiri yang membuatnya mampu bertahan di kondisi ekonomi yang sulit, diantaranya :
- Pasar yang jelas
Sebuah komunitas, terlebih sebuah komunitas yang besar sudah barang tentu merupakan sebuah pangsa pasar yang menjanjikan. Komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu. Jika Anda bisa menyediakan kebutuhan yang bisa menunjang dan memenuhi kebutuhan mereka atas ketertarikan mereka, tentu Anda sudah memiliki pelanggan tetap secara otomatis.
- Bebas persaingan harga
Salah satu hal yang menarik mengenai distro adalah tidak adanya persaingan harga antara disto yang satu dengan distro lainnya, meski produk yang dijual sama. Mengapa? Karena penentu harga jual bukan berasal dari pengelola distro, namun dari pemilik barang.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa distro umumnya hanya sebagai penjual, dan barang berasal dari komunitas untuk dijual kepada komunitas. Jadi harga jual akan ditentukan oleh si produsen barang dengan share konsinyasi yang telah disepakati sebelumnya. Ini menciptakan sebuah keseragaman harga di pasaran, di mana jika pembeli tidak bisa menawar, karena harga sudah fix. Seandainya harga dirasa terlalu mahal lalu berpindah ke distro lainnya, pembeli akan menemukan barang yang sama, dengan harga yang sama pula.
Dua faktor ini membuat bisnis distro terbilang cukup kuat dalam menghadapi krisis. Biasanya yang menjadi permasalahan dalam berdagang adalah adanya perang harga antar pelaku usaha yang sama. Hal ini tentu saja akan membunuh usaha mereka yang bermodal kecil. Pada bisnis distro hal ini sama sekali tidak berlaku. Justru pada saat krisis, para pelaku distro ini semakin solid membangun komunitas supaya semakin solid dan pada akhirnya akan menjaga eksistensi bisnis distro itu sendiri.
Dana Awal Tidak Terlalu Besar
Untuk memulai bisnis distro ini ternyata tidak membutuhkan dana awal yang terlalu besar. Tidak seperti bisnis fashion lainnya yang membutuhkan dana besar terutama untuk persiapan lokasi dan pengadaan barang, hal ini tidak berlaku untuk konsep distro.
- Persiapan lokasi
Distro ini sebenarnya bukan sebuah bisnis jual-beli yang membutuhkan setting tempat serta lokasi yang eksklusif. Anda tinggal menyesuaikan dengan komunitas seperti apa yang akan Anda bidik. Misalnya, jika Anda membidik komunitas olahraga seperti sepakbola misalnya, Anda cukup menydiakan tempat sederhana sebagai toko tempat Anda memajang barang dagangan Anda, fasilitas penunjang seperti misalnya tabel jadwal pertandingan sepakbola, atau sebuah televisi untuk menyaksikan pertandingan sepakbola, lalu halaman yang cukup untuk parkir. Setiap komunitas mempunyai standar kebutuhan serta kenyamanan yang berbeda-beda.
Anda bisa menggunakan ruang garasi Anda, pelataran rumah. Tidak sedikit distro yang memanfaatkan garasi menjadi tempat usaha sekaligus tempat berkumpul. Tidak perlu mewah dengan berbagai fasilitas.
- Persiapan barang
Jika Anda mampu merangkul komunitas, kami rasa Anda tidak akan menemukan kesulitan dalam pengadaan barang, karena dengan sendirinya produsen akan mendatangai Anda. Menariknya, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengadaan barang, karena umumnya barang yang dijual didapat dengan sistem konsinyasi.
Namun jika Anda mempunyai dana lebih, Anda juga bisa memproduksi sebagian produk Anda sendiri.
- Pemasaran
Seperti bisnis lainnya, sebagai penunjang pemasaran, Anda bisa menggunakan fasilitas internet, atau beriklan di media lainnya. Tentu saja itu kembali kepada perhitungan budget yang Anda miliki. Bagaimanapun juga, ada satu cara yang nampaknya lebih efektif dan efisien, yakni--kembali lagi--komunitas.
Promosi dari mulut ke mulut memang terbukti merupakan media promosi yang sangat efektif, karena itu terjadi berdasarkan pengalaman pribadi. Sebagai bentuk kepuasan seseorang terhadap sesuatu, tentunya orang tersebut akan dengan senang hati merekomendasikan sebuah produk kepada orang lain. Untuk itu, komunitas kembali menjadi sebuah aset berharga dalam bisnis distro.
Merangkul komunitas merupakan satu-satunya cara untuk bisa survive dalam bisnis distro ini. Semakin Anda bisa menjalin komunikasi dan menjaga kedekatan dengan komunitas, maka bisnis Anda akan baik-baik saja. Beri support berbagai kegiatan komunitas Anda, karena dengan begitu keberadaan Anda akan dikenal secara luas. Pembeli Anda adalah orang yang berada dalam komunitas Anda sendiri, jadi jangan memperlakukan mereka seprti layaknya pembeli. Posisikan diri Anda sejajar dengan mereka, ini akan membuat mereka nyaman.
Ini kembali pada konsep awal distro, yakni sebagai tempat berkumpulnya komunitas. Jual-beli hanya menjadi "side effect" dari kegiatan kumpul-kumpul tersebut. Karenanya kembali diingatkan bahwa Anda harus bisa memposisikan diri sebagai fasilitator komunitas, baik dalam penyampaian informasi, base camp, dll, karena pada penjualan Anda akan meningkat seiring dengan berkembangnya komunitas yang nyaman berada di distro Anda.