PELAKU UKM - Kedelai Lokal. Kedelai merupakan tanaman jenis kacang yang sangat vital pada industri tahu, tempe, kecap, serta bahan olahan kedelai lainnya. Di Indonesia, tanaman ini banyak tumbuh dan relatif cukup mudah didapat, namun anehnya masyarakat lokal justru lebih memilih kedelai impor. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh harga kedelai impor yang relatif lebih murah dan pasokannya juga lebih mencukupi ketimbang kedelai lokal.
Sebenarnya kegiatan impor memang perlu, dan tidak bisa dihentikan begitu saja. Semua mempunya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagi produsen tempe, kedelai impor lebih disukai, karena menghasilkan volume tempe yang lebih besar, sehngga dinilai lebih menguntungkan. Tapi sebaliknya, produsen tahu lebih memilih kedelai lokal, dengan alasan volume tahu yang dihasilkan kedelai lokal lebih tinggi ketimbang kedelai impor. Jadi jika melihat alasan tadi, sebenarnya impor juga masih sngat diperlukan, tanpa harus mengesampingkan produksi kedelai lokal. Hanya saja besar kemungkinan oknum pemerintah ini terus menerus mengijinkan impor demi “amplop” dari para importir. Mungkin..
Meski masyarakat sedang gandrung komoditi impor, terutama disini adalah kedelai, sedikit yang mengetahui bahwa kebutuhan kedelai nasional saat ini (2013) mencapai 2,2 juta ton pertahun—sumber dari Badan Pusak Statistik—sedangkan angka impor hanya sekitar 1,3 juta ton pertahun. Dengan hasil produksi kedelai nasional sebesar 850 ribu ton pertahun, jelas pangsa pasar budidaya kedeai ini masih sangat besar. Terlebih saat ini harga kedelai impor lebih tinggi dibanding kedelai lokal. Yang tadinya kedelai impor dijual Rp.3.000/kg, saat ini harga kedelai impor bisa mencapai Rp.8.000/kg. Hmmm… Selisih yang menarik bukan?
Kedelai di ikilim tropis memang tidak bisa tumbuh sebaik di negara-negara empat musim, karena umumnya negara-negara ini mempunyai panjang hari hingga 17 jam. Produksi yang bagus itu menyebabkan harga kedelai impor lebih murah dari kedelai lokal. Namun dengan kondisi Dolar yang berada di angka Rp.11.000/dolar, harga kedelai impor juga otomatis ikut melambung. Baiknya, kekurangan pasokan kedelai impor ini diimbangi dengan peningkatan produksi kedelai lokal.
Kebutuhan lahan budidaya kedelai seluas 1,3 juta hektar sebenarnya bisa di penuhi di Pulau Jawa saja, namun dari sekian banyak lahan yang bisa dimanfaatkan, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa petani lebih suka menanam padi daripada kedelai. Karenanya dibutuhkan metode khusus untuk menanam kedelai di lahan yang seadanya.
Beberapa teknik penanaman kedelai nanti akan saya bahas di artikel selanjutnya. Sabar ya.
0 komentar:
Post a Comment